Kopi di wilayah Gunung Puntang ini salah satu yang terbaik di Jawa Barat, bahkan di Indonesia. Potensinya sangat besar dan perlu dikembangkan lebih baik sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan para petani.
Penggunaan pupuk-pupuk organik yang tidak mengandung bahan-bahan kimia juga akan meningkatkan nilai jual dari kopi yang dihasilkan dari lereng Gunung Puntang ini.
Apalagi, daerah ini merupakan wilayah pegunungan, sehingga penggunaan pestisida kimiawi pasti akan mempengaruhi kualitas air di badan-badan sungai yang mengalir ke bawah. Sungai menjadi tercemar.
Kedatangan saya ke lokasi ini juga dimaksudkan untuk melihat sejauh mana program reforma agraria yang dijalankan oleh pemerintahan Jokowi-JK dilaksanakan di lapangan.
Saya membayangkan, jika reforma agraria seperti perhutanan sosial dapat dijalankan di kawasan ini secara optimal, maka kebun-kebun kopi ini dapat diperluas penanamannya, sehingga meningkatkan produktivitas lahan di kawasan hutan.
Sudah terbukti bahwa penggunaan pestisida kimia –selain pembuangan limbah industri dan rumah tangga—menjadi salah satu penyumbang terbesar terjadinya kerusakan lingkungan di badan-badan air. Salah satunya adalah Sungai Citarum di Jawa Barat.
Bapak Presiden @jokowi juga telah memerintahkan dilakukannya restorasi menyeluruh terhadap Sungai Citarum yang menjadi sumber kehidupan jutaan warga di Jawa Barat dan sekitarnya.
Selain sanksi, perbaikan kualitas air di Sungai Citarum juga diperbaiki mulai dari hulu sungai di daerah pegunungan, melalui pengurangan pestisida-pestisida kimiawi di wilayah-wilayah pertanian di pegunungan.
Bapak memang punya kenangan tersendiri tentang Gunungkidul. Sebab, dulu ketika kelaparan dan kehausan saat sedang berlatih tempur di Gunungkidul, ada warga ada yang memberi Bapak air minum dan ubi rebus, rasanya bahagia sekali.
Waktu letnan dua, Bapak latihan di sana dan melihat warga kesulitan air. Bapak merenung, apa hal itu tak bisa diatasi? Melihat itu, Bapak ingin sekali mengangkat derajat hidup dan perekonomian masyarakat.
Di masa Purna, Bapak kembali lagi untuk membalas kebaikan budi warga yang pernah membantu melepaskan lapar dan dahaga. Alhamdulillahirabbil'alamin, setelah punya kesempatan, ingin sekali mengembalikan darma bakti Bapak kepada masyarakat.
Saat ini banyak sekali berita palsu beredar di masyarakat yang berupaya membalikkan situasi yang mengarah kepada provokasi. Provokasi-provokasi tersebut membuat masyarakat luas menerima informasi yang salah. Ini tidak bisa dibiarkan atau didiamkan.
Berita bohong, berita palsu, yang sengaja diproduksi untuk kepentingan tertentu, sudah berada dalam taraf mengkhawatirkan. Banyak negara sudah menjadi korban dan hancur berantakan gara-gara hoaks.
Menghadiri Sidang Senat Terbuka sebagai Kepala Staf Kepresidenan dalam Rangka Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung untuk menyampaikan pesan sentral kemandirian nasional pemerintahan Bapak Presiden @jokowi.
Menyampaikan berbagai program pro rakyat seperti kemandirian di bidang energi, Program Pengentasan Kemiskinan, Program Keluarga Harapan, Kartu Indonesia Pintar, Kartu Indonesia Sehat dan Kemandirian atas tanah.
Sampai April 2018 ada 92,2 juta jiwa penerima KIS, 9,4 juta PKH, dan 3,07 juta keluarga bantuan pangan non tunai. Pemberian 6,4 juta sertifikat hak atas tanah dan pemberian 1,7 juta izin pengelolaan lahan dalam program perhutanan sosial.
Pemerintah dan KPK kini berkolaborasi dalam Tim Nasional Pencegahan Korupsi. Presiden Joko Widodo menandatangani Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 54 tahun 2018 tentang Strategi Nasional Pencegahan Korupsi pada tanggal 20 Juli 2018.
Strategi Nasional Pencegahan Korupsi akan dijalankan oleh Tim Nasional Pencegahan Korupsi yang terdiri dari Pimpinan KPK, Menteri Dalam Negeri, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Menteri PPN/Bappenas, dan Kepala Staf Kepresidenan.
Tujuan dari kolaborasi dalam Strategi Nasional Pencegahan Korupsi (Stranas PK) adalah sinergi dan kolaborasi pemerintah dan KPK, supaya tidak berjalan sendiri-sendiri.
Bapak Presiden Joko Widodo dan saya sebagai Kepala Staf Kepresidenan tengah membentuk suatu strategi pembinaan bakat, sehingga talenta dan prestasi anak-anak Indonesia itu bisa bermanfaat bagi bangsa dan negara.
Pembentukan badan strategi pembinaan bakat di Tanah Air terinspirasi dari pemikiran Proklamator Republik Indonesia Bung Karno. Negara ingin menjaring potensi anak muda. Karena negara wajib memberikan kesempatan.
Optimisme Bapak Proklamator terhadap pemuda Indonesia adalah hal yang sangat relevan dan kekinian dalam membangun bangsa dan negara. Pemerintah memanifestasikan optimisme Bapak Proklamator dengan pembinaan nyata terhadap pemuda dan talentanya.
Beberapa saat lalu nama saya masuk dalam sigi Lingkaran Survei Indonesia bersama 4 tokoh lain, yaitu Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud Md., Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Kepala Polri Jenderal (Polisi) Tito Karnavian.#Moeldoko
Ketika nama saya disebut-sebut akan menjadi pedamping Bapak Presiden @jokowi di Pilpres 2019, saya tidak mau ambil pusing dengan urusan Cawapres. Bagi saya, prioritas utama saat ini adalah berperan sebagai komunikator politik pemerintah. #Moeldoko
Saya orang yang setia pada tugas. Sangat fokus pada tugas, tidak mau terganggu kanan kiri. Orang mau spekulasi ya terserah yang mau berspekulasi. #Moeldoko