Tanya:
"Pacarku punya banyak mantan. Aku takut dia selingkuh.."
Jawab:
"Takut itu kan selalu muncul bersamaan dengan harapan.
Jadi kalau ada takut, maka di situ ada harapan.
Ada ekspektasi.
Takut jg sebenarnya diperlukan.
Dan itu manusiawi."
👇
"Takut itu wajar.
Kalau dia bisa putusin ceweknya yang dulu, berarti kan dia bisa bikin kamu patah hati juga.
Kondisi itu kan wajar kalau bikin kamu takut.
Masalahnya, kamu punya harapan bahwa dia setia sama kamu.
Kamu punya harapan menjadikan dia pacar terakhirmu.
Lalu.."
👇
"Lalu seiring harapan itu muncul, rasa takut dia meninggalkan kamu jg muncul.
Aplg ada fakta bahwa pacarmu punya banyak mantan."
Tanya: "LHO MASAK GAK BOLEH BERHARAP DIA SETIA?!"
Jawab: "Boleh dong.
Tapi silakan mengukur resiko dari fakta bahwa takut akan menyertai harapan."
Tanya: "Jadi apa yang harus kulakukan?"
Jawab: "Yang pertama harus dibenahi adalah pola pikirmu.
Setiap hubungan dlm hidup, SESUNGGUHNYA CUMA TERJADI ANTARA KAMU DAN DIRIMU SENDIRI.
Jadi bukan antara kamu dan orang lain."
Tanya: "Hah? Begitu ya? 😶 Sebentar aku masih bingung."
Jawab: "Misalnya begini.
Kamu punya pacar.
(Atau hubungan/relasi apapun, silakan dianalogikan sendiri yaa.
Bisa hubungan pertemanan, kerja, bos-majikan)
Kalau kamu berhubungan sama dia, itu kan karena kamu merasa dia bisa bantu kamu mendapatkan apa yang kamu mau.
Coba sadari."
Tanya: "Gak, ah. Itu kan karena aku pengen bikin dia bahagia!"
Jawab: "Yakin?
Kamu pengen dia jd pacarmu (atau pengen seseorang jd temanmu), awalnya kan krn kamu merasa nyaman sama dia.
Kamu pengen mempertahankan rasa nyaman yg kamu dapat, lalu kamu jadikan dia pacar. Iya gak?"
Tanya: "Ummm.. Iya sih.. 😶 Aku merasa dia kok bikin aku hepi banget. Bikin aku nyaman banget.."
Jawab: "Ya kaan?
Jadi kamu pengen (atau setuju) dia jadi pacarmu, biar kamu bisa dapet apa yg kamu mau.
Yaitu rasa nyaman. Rasa hepi.
Itu jg yg bikin kamu takut dia selingkuh."
👇
Tanya: "Jadi.. Jadi aku takut dia selingkuh karena aku takut kenyamananku hilang ya?
Aku takut, aku gak bisa hepi lagi?"
Jawab: "😊 Anak pintaarrr.."
Tanya: "Jadi gimana caranyaa biar aku gak ketakutan lagi?"
Jawab: "Jadi yg perlu kamu lakukan, adalah membantu dirimu sendiri."
Tanya: "Membantu diriku sendiri?"
Jawab: "Iya.
Kamu bantu dirimu sendiri buat yakin, bahwa ada si dia, atau gak ada si dia, maka hidupmu baik-baik saja.
Bantu yakinkan dirimu sendiri, bahwa rasa nyaman yg kamu dapatkan dari dia, juga bisa kamu dapatkan dari orang lain."
👇
Tanya: "Lho kalau gitu aku ngapain pacaran sama dia, kl aku bisa dpt nyaman dari orang lain?"
Jawab: "Nah loh. 😂
Silakan pertanyakan ke dirimu sendiri.
Jawaban dari pertanyaanmu itu, yg akan jd alasan kenapa kalian berhubungan spesial. 🙂"
Tanya: "Wah. Aku jd berpikir ulang."
Si penjawab: "Apakah kamu sekarang ini nyaman sama dia?"
Si penanya: "Iya. Aku masih pengen bergaul sama dia. Masih pengen dekat-dekat."
Si penjawab: "Maka itu alasanmu. Karena kamu masih ingin menikmati momenmu bersama dia, SAAT INI.
Tapi, DIA BUKAN SEGALANYA BUATMU."
Si penanya: "Hooo aku paham.
Jadi, aku pacaran sama dia sekarang ini ya karena aku emang sukaaa sama dia SAAT INI.
Aku nyamaaan deket-deket dia SAAT INI.
Aku pacaran sama dia, bukan krn dia segalanya buatku.
Tapi krn aku pengen menikmati momen SAAT INI sama dia.
Gitu bukan?"
Si penjawab: "🤗🤗
Ingat yaa, semua relasi/hubungan itu sejatinya ya cuma antara kamu dan dirimu sendiri.
Bukan antara kamu dan orang lain.
Adanya orang lain itu, cuma faktor pendukung, utk membantu dirimu.
Nah, tapi ya pikirkan juga, bahwa orang lainpun jg berpikir yg sama."
Si penanya: "Maksudnya? Si dia pacaran sama aku juga karena pengen dpt nyaman saat ini?"
Si penjawab: "Dia merasa nyaman denganmu SAAT INI. Dan kamu merasa nyaman dengan dia SAAT INI.
Oleh karenanya, kalian menjalin hubungan SAAT INI. 🤗
Biar besok dia masih bisa nyaman gmn?"
"Biar besok dia masih bs nyaman sama kamu, ya silakan pikirkan.
Tapi jangan lupakan jg kenyamananmu sendiri.
Hubungan kan 2 arah.
Kalau cuma 1 arah, namanya berkorban.
Atau bisa jd perbudakan.
Hahaha.."
Si penanya: "Waaaa.. Hahaha.."
Waw. Bener juga ya.
Ku jadi merenung. 😂
Eh abis obrolan soal takut pasangan selingkuh ini, gimana kalau besok obrolan tentang pasangan yg udah selingkuh beneran?
Sehubungan dengan kisah kasus kehebohan yg terjadi kemarin (YANG MANA TIK?!), daku jadi ingat konsep #MasPsikolog memperlakukan orang ketika lagi "berulah".
Jadi ada 2 dasar penggerak perilaku seseorang.
1. EMOSI 2. STRATEGI.
Gimana taunya?
Dirasa. ^^
Bukan dipikirin. Dirasa.
Kita bahas perilaku yg terjadi karena digerakkan EMOSI dulu ya.
1. Biasanya perilaku itu adlh LETUPAN ENERGI yang menyertai pengalaman emosional. Baik yang menyenangkan maupun yang menyebalkan.
2. Perilaku yg digerakkan emosi ini, terjadi DI LUAR KENDALI PIKIR.
Refleks. Alami.
Karena di luar kendali pikir, ekspresinya akan alami. Atau ya berupa reflek sebagai hasil belajar.
Maksudnya HASIL BELAJAR tuh gimana?
Misal, anak yg sering liat Bapaknya marah-marah dgn banting pintu, kemungkinan besar si anak akan banting pintu jg kalo marah.
Hasil belajar.
Kata #MasPsikolog, ketika kita menghadapi situasi sulit, pilihan kita ada 3.
1. Kuasai 2. Adaptasi 3. Selamatkan diri
Ini daku mau bahas apa kata si Mas soal ADAPTASI.
Karena dlm hidup ya kadang kita gak punya wewenang utk menguasai.
Dan gak punya celah utk selamatkan diri.
Jadi kata si #MasPsikolog, ketika kita gak bisa menguasai keadaan tapi juga gak bisa pergi menyelamatkan diri, berarti satu-satunya pilihan ya BERADAPTASI.
Naaah tantangan paling berat ketika pengen beradaptasi adalah:
BUTUH KESANGGUPAN KITA BUAT MERASAKAN SISI GAK ENAKNYA.
Sanggup itu yg gimana sih?
SANGGUP = MAU + MAMPU.
Kalau mau, tapi gak mampu, berarti ya gak sanggup.
Dan sebaliknya.
Kenapa kok adaptasi itu harus SANGGUP MENGHADAPI rasa gak enak?
Yaa krn kita hrs mengubah diri UTK SELARAS dgn situasi yg gak ngenakin buat kita.
Tentang FASILITAS PELINDUNG (FasPel) dan FASILITAS BELAJAR (FasBel) untuk anak.
Bedanya apa?
Gimana caranya?
Apa efeknya?
Dll dsb dkk.
Fasilitas Pelindung (FasPel) itu kodrat orangtua.
Ortu gak perlu susah-susah belajar jd fasilitas pelindung karena emang secara naluriah pasti pengennya melindungi anaknya.
Nah tapi pertanyaannya, sampai kapan orangtua bisa melindungi anaknya?
Anak suatu hari akan besar dan..
Anak suatu hari akan jadi besar dan harus mampu berdiri sendiri.
Anak suatu hari harus jd dewasa.
Harus bisa berpikir sendiri, memutuskan pilihan hidupnya sendiri,
memikirkan solusi hidupnya sendiri,
dan merasakan resiko dari keputusannya sendiri.