Mumpung lg menyepi di Starbuck seorang diri (menyerahkan si bayi+ Mbaknya ke Bapaknya), daku pengen melanjutkan dokumentasi sesi ngobrol dgn si #MasPsikolog soal proses menjadi dewasa mental.
Proses menjadi dewasa mental, menurut versi si Mas tentunya.
Di thread terdahulu soal "DEWASA ITU YANG BAGAIMANA SIH?", si #MasPsikolog menjelaskan,
Syarat jadi dewasa adlh:
• sanggup berpikir (utk mengelola+ mengurus diri sendiri)
• sanggup belajar (utk beradaptasi di segala situasi)
• sanggup peduli (utk bermasyarakat dan bersosial)
SANGGUP, artinya MAU dan MAMPU.
Gak bisa salah satu aja ya.
Kalau MAU tapi TIDAK MAMPU, ya namanya TIDAK SANGGUP.
Kalau MAMPU tapi TIDAK MAU, ya sama juga TIDAK SANGGUP.
(Seperti yang pernah ditulis di thread yang inii..)
Biar kamu berproses untuk belajar memperjuangkan keinginan yang pengen kamu dapatkan.
Jadi kamu gak mudah terjebak di situasi dan rasa 'TIDAK BISA'."
Daku: "Aku gak paham, Mas. 😐"
Si Mas: "Sehari-hari, kan kamu harus bersepakat dgn orang lain.
Betul?"
Daku mengangguk.
Si Mas: "Misalnya, AC di rumahmu rusak. Kamu panggil tukang AC, namanya Pak Barno ke rumah.
Kamu maunya hari ini jg dia datang. Tapi Pak Barno gak bisa."
Si Mas: "Pak Barno masih ada kerjaan di rumah lain hari ini.
Apa yg kamu lakukan?"
Daku: "Ya aku tanya, dia bs datang kapan ke rumahku."
Si Mas: "Lalu Pak Barno menjawab, dia bs datang besok sore atau lusa pagi. Gimana?"
Daku: "Aku pilih besok sore. Kalau bisa lebih cepat."
Si Mas: "Lalu Pak Barno bilang, kalau mau lebih cepat, dia hrs cancel pekerjaan di rumah lain.
Dan dia mau Tika bayar lebih.
Dan gak ada tukang AC lain. Gimana?"
Daku: "Ngngng. Ya kalau gak ada tukang AC lain, ya gakpapa deh aku nunggu besok sore aja."
Si Mas: "Nah itu Tika menawar sebagai pembeli. 😊 Kalian bersepakat dgn peranmu sebagai pembeli."
Daku: "Ooh gituu.."
Si Mas: "Sebagai pembeli, Tika kan menghadapi pilihan.
Kalau mau lebih cepat, bayar lebih.
Kalau mau nunggu, ya besok sore.
Ada upaya utk mendapat yg Tika mau."
Si Mas: "Lalu lain kali, AC lain di rumah juga perlu perbaikan.
Tika panggil Pak Barno lagi.
Karena Tika butuh urgent, Tika mengajukan penawaran.
Tika menawarkan bayar lebih tinggi biar Pak Barno mendahulukan pekerjaan di rumah Tika.
Nah itu Tika menawar sebagai penjual."
Daku: "Hooo gituu. Kalau itu sih aku udah lulus dong soal menawar."
Si Mas: "HAHAHAHA.
Itu kan contoh sederhana. Tapi proses menawar (baik sbg pembeli dan penjual), dihasilkan dr kemampuan olah pikir.
Kalau Tika terjebak, POKOKNYA MAU SEKARANG, padahal Pak Barno gak bisa, gmn?"
Daku: "Aku marah-marah kali ya?"
Si Mas: "Bisa jadi. Tika akan terjebak pada rasa 'TIDAK BISA'.
Tidak bisa mendapat yang Tika mau.
Yaitu PENGEN AC DIBENERIN SEKARANG JUGA.
Itu juga soal kemampuan memilih.
Juga kemampuan mengelola rasa kecewa.
Sehingga Tika gak stres."
Daku: "Oooh. Jadi balik ke keterampilan belajar memilih ya.."
Si Mas: "Iya. Oleh karenanya belajar memilih itu BASIC.
Awalnya hanya memilih.
Lama-lama jadi menawar.
Lama-lama Tika akan berdagang.
Dan ingat, berdagang dengan transaksi menang-menang.
Semua harus merasa untung."
Si Mas: "Coba contoh lebih berat nih ya.
Tika kerja di kantor.
Bos Tika menawarkan, Tika harus kerja dari pukul 5 sampai pukul 12 malam.
Atau gaji Tika dipotong.
Gimana?"
Daku: "Waduh. Kerja bagai kuda. 😐 Ngngngng.
Yaaa aku nawarlaaah.
Atau.. resign?"
Si Mas terbahak-bahak.
Si Mas: "Berarti Tika mencari solusi.
Solusi dgn penawaran alternatif lain.
Kalau Tika terjebak dgn kondisi penawaran si bos tanpa bersepakat dgn diri sendiri, Tika akan menjalani dengan ngomel dan stres.
Tika bersepakat dengan si Bos.
Tika bersepakat dengan diri sendiri."
Daku: "Hmmm.. Gitu ya.
Jadi dengan kemampuan menawar, aku ya harus memperjuangkan keinginanku biar gaji gak dipotong banyak, dan jam kerjaku jg jd lebih masuk akal.
Gitu bukan?"
Si Mas: "Ya.
Dalam proses berdagang, jg ada sisi proses belajar peduli pada kepentingan orang lain."
Daku: "Woh, ada belajar pedulinya juga ya?"
Si Mas: "Ya iya.
Kan Tika jadi harus mempertimbangkan keinginan si Bos, walaupun Tika tidak suka.
Tapi Tika butuh gaji.
Antara 2 keinginan yang berbenturan.
Lalu ada upaya membangun kesepakatan, dengan penawaran.
Ini berdagang."
Daku: "Waa ini harusnya aku terapkan ke anakku juga nih."
Si Mas: "Hahaha.
Dalam konsep idealku, belajar memilih dan belajar berdagang harusnya dibangun sebelum umur 7 tahun."
DAMN.
😂😂😂
Aku menertawakan usiaku dan kondisiku yg belum lulus soal memilih.
🤣🤣🤣
Masih panjang lagi obrolannyaaa soal berdagang ini.
Dilanjutkan lain kali.
Kalau disambung, threadnya jadi puanjang buwanget nanti.
🤣🤣🤣
Semoga berguna bagi yang menyimak.
(Emang ada yg nyimak ya? 😂😂)
Sehubungan dengan kisah kasus kehebohan yg terjadi kemarin (YANG MANA TIK?!), daku jadi ingat konsep #MasPsikolog memperlakukan orang ketika lagi "berulah".
Jadi ada 2 dasar penggerak perilaku seseorang.
1. EMOSI 2. STRATEGI.
Gimana taunya?
Dirasa. ^^
Bukan dipikirin. Dirasa.
Kita bahas perilaku yg terjadi karena digerakkan EMOSI dulu ya.
1. Biasanya perilaku itu adlh LETUPAN ENERGI yang menyertai pengalaman emosional. Baik yang menyenangkan maupun yang menyebalkan.
2. Perilaku yg digerakkan emosi ini, terjadi DI LUAR KENDALI PIKIR.
Refleks. Alami.
Karena di luar kendali pikir, ekspresinya akan alami. Atau ya berupa reflek sebagai hasil belajar.
Maksudnya HASIL BELAJAR tuh gimana?
Misal, anak yg sering liat Bapaknya marah-marah dgn banting pintu, kemungkinan besar si anak akan banting pintu jg kalo marah.
Hasil belajar.
Kata #MasPsikolog, ketika kita menghadapi situasi sulit, pilihan kita ada 3.
1. Kuasai 2. Adaptasi 3. Selamatkan diri
Ini daku mau bahas apa kata si Mas soal ADAPTASI.
Karena dlm hidup ya kadang kita gak punya wewenang utk menguasai.
Dan gak punya celah utk selamatkan diri.
Jadi kata si #MasPsikolog, ketika kita gak bisa menguasai keadaan tapi juga gak bisa pergi menyelamatkan diri, berarti satu-satunya pilihan ya BERADAPTASI.
Naaah tantangan paling berat ketika pengen beradaptasi adalah:
BUTUH KESANGGUPAN KITA BUAT MERASAKAN SISI GAK ENAKNYA.
Sanggup itu yg gimana sih?
SANGGUP = MAU + MAMPU.
Kalau mau, tapi gak mampu, berarti ya gak sanggup.
Dan sebaliknya.
Kenapa kok adaptasi itu harus SANGGUP MENGHADAPI rasa gak enak?
Yaa krn kita hrs mengubah diri UTK SELARAS dgn situasi yg gak ngenakin buat kita.
Tentang FASILITAS PELINDUNG (FasPel) dan FASILITAS BELAJAR (FasBel) untuk anak.
Bedanya apa?
Gimana caranya?
Apa efeknya?
Dll dsb dkk.
Fasilitas Pelindung (FasPel) itu kodrat orangtua.
Ortu gak perlu susah-susah belajar jd fasilitas pelindung karena emang secara naluriah pasti pengennya melindungi anaknya.
Nah tapi pertanyaannya, sampai kapan orangtua bisa melindungi anaknya?
Anak suatu hari akan besar dan..
Anak suatu hari akan jadi besar dan harus mampu berdiri sendiri.
Anak suatu hari harus jd dewasa.
Harus bisa berpikir sendiri, memutuskan pilihan hidupnya sendiri,
memikirkan solusi hidupnya sendiri,
dan merasakan resiko dari keputusannya sendiri.