Sebutkan apa saja yang disebut empat sehat lima sempurna? Ini pertanyaan saat kurikulum masih bernama Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA).
Jadi ilham, cara belajar suami aktif 😌 Kenapa?
Empat sehat lima sempurna itu mesti dipenuhi oleh seorang suami, walaupun tak ada suami sempurna #Ehem
Seorang lelaki berstatus suami bicara empat sehat lima sempurna, karena memang ada hal yang membuatnya merasa sempurna.
Tolong, pikiran jangan ke mana-mana
Buat yang sekolah di zaman kurikulum CBSA, ada yang ingat siapa yang membuat slogan 4 sehat 5 sempurna menjadi populer?
Ya, slogan empat sehat lima sempurna itu dipopulerkan oleh Prof. Poerwo Soedarmo. Sebenarnya sudah digaungkan sejak Orde Lama. Zaman Orde Baru, soal ini sering menjadi pertanyaan bagi yang pernah ikut lomba Cerdas Cermat.
Dulu, bisa ikut Cerdas Cermat terasa paling hebat, walaupun saat jadi juara pun hadiahnya cuma berkisar Rp 5 ribu, dan 1.500 dipotong untuk sekolah 😌
Sekarang, Rp 5 ribu itu kita bisa beli apa? Zaman itu--jadi merasa mulai tua--uang sebesar itu bisa pesta-pesta ukuran anak SD; beli komik, dlsb.
Sekarang, harga Rp 5 ribu itu bisa dapat susu seliter, kalau beli dari peternak. Masalahnya, apa kita tega jika harga susu saja masih Rp 5 ribu seliter?
Katanya industri besar pengimpor bahan baku susu bisa memberikan harga lebih murah daripada yang dijual peternak sapi perah kita. Inilah persoalannya.
Satu sisi ada persaingan dalam harga antara susu dari peternak lokal dgn susu impor. Di sisi lain pemerintah punya target memenuhi 40% kebutuhan susu nasional pada 2020 dari peternak lokal.
Bgm tidak, bagi Industri Pengolahan Susu (IPS), harga Rp 5 ribu itu bahkan masih lebih mahal dibanding harga impor bahan baku susu.
Untuk ini, ada tiga kementerian yang bisa menjadi penentu Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Kementerian Perdagangan (Kemendag), dan Kementerian Pertanian (Kemenpan)
Asosiasi Peternak Sapi Perah Indonesia (APSPI) cuma bisa berharap dari tiga kementerian tsb untuk bersinergi dalam urusan regulasi yang mengatur program Susu Segar Dalam Negeri (SSDN)
Sebab memang riilnya, untuk menetapkan harga susu yang ideal di tingkat peternak pun tidak cukup hanya dengan program kemitraan dari @Kementan
@Kemendag dan @Kemenperin_RI juga mempunyai peran untuk bisa memastikan industri dan pasar mendukung peternak mendapatkan harga susu yang layak dan tinggi
Dulu, Indonesia sempat punya regulasi yang cukup berhasil menangani urusan SSDN pada dekade 80-an krn Inpres Nomor 2 Tahun 1985 tentang Koordinasi Pembinaan dan Pengembangan Persusuan Nasional, yang berhasil mendorong pemenuhan 50% kebutuhan susu nasional dari peternak lokal
Masalahnya, dulu, karena adanya kesepakatan pemerintah dengan International Monetary Fund (IMF) di tahun 1997, membuat kewajiban pemanfaatan SSDN dihapus
Maka kenapa, peternak sapi perah cuma bisa berharap pada pemerintahan sekarang. Hasil sementara, Kementan sudah turun tangan, namun byk pengamat meyakini @kementan tak bisa bekerja sendiri untuk ini, tapi memang membutuhkan Kemenperin dan Kemendag.
Sejauh ini Kemenperin menyebut memang perlu adanya koordinasi antarkementerian untuk mendorong industri susu segar dalam negeri (SSDN). ekonomi.kompas.com/read/2018/07/1…
FYI, harga susu di peternak saat ini masih dikisaran Rp4000-5000 masih jauh dari harga ideal yakni Rp7500. Harga saat ini masih belum bisa menuntupi ongkos produksi.
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Soal penjarahan di lokasi bencana di Palu diangkat berbagai pihak dan jadi sorotan.
Saya ingin berbagi ttg pemandangan yang mirip di Aceh pada 2004 silam. Saat saya masih di sana.
Bukan utk apa-apa, tetapi agar tidak ada korban bencana yang dihina.
Dari sudut pandang dulu, yang benar² jadi korban, mereka sibuk dgn memikirkan keluarga, rumah, dlsb. Mereka tdk punya waktu berpikir yang tidak², apalagi sampai menjarah.
Saat tsunami di Aceh, ada beberapa kasus penjarahan terjadi. Pelakunya, sekali lagi, dapat dipastikan bukan korban bencana.
Biasanya, pelaku berasal dr perkampungan yg tidak terkena dampak tsunami.
Bahasa begini biasanya rajin baca. Bacaannya koran lampu merah. Jangan-jangan cukup berbekal bacaan begitu bisa jadi elite @PDemokrat. Buktinya orang ini.
Kata "kelahi" di pikiran penggemar tawuran bikin mereka langsung terbayang adu pukul atau bunuh-bunuhan.
Beda dengan mereka yang dewasa, kata "kelahi" adalah spirit untuk berdiri dengan berani, menghadapi semua tantangan, melakukan yang lebih baik daripada lawan.
Baiklah, kita bedah soal "kelahi".
Di kalangan intelektual, berkelahi bagi mereka adalah mengadu ide, mengadu gagasan, menguji kebenaran. Bahkan jika lawan lebih baik, maka akan diakui baik.
Namun segigih mungkin, mereka akan menunjukkan bahwa mereka lebih baik.
Berkelahi. Ini hanya dipahami sebagai aksi baku pukul oleh kalangan yang hanya memiliki fisik, tapi melupakan bahwa mereka punya kepala yang memiliki kekuatan mengubah dunia.
Sejujurnya, sbg muslim, saya gerah atas kelakuan Fahri Hamzah.
Kali ini kutumpahkan sajalah rasa gelisah atas wakil rakyat bermulut sampah: @Fahrihamzah
Terlalu kasar mungkin kalimat saya dgn menyebut mulut Fahri Hamzah sbg sampah.
Namun jika ingin melihat dr luar urusan etika, sampah itu analogi untuk sesuatu yang buruk, busuk, dan tidak bermanfaat kecuali mengolah lagi menjadi bentuk berbeda, masih memungkinkan bermanfaat.