Atika Nurkoestanti Profile picture
Aug 12, 2018 32 tweets 9 min read Read on X
Mau cerita.
Obrolan dengan #MasPsikolog lainnya.

Tentang FASILITAS PELINDUNG (FasPel) dan FASILITAS BELAJAR (FasBel) untuk anak.

Bedanya apa?
Gimana caranya?
Apa efeknya?
Dll dsb dkk.
Fasilitas Pelindung (FasPel) itu kodrat orangtua.
Ortu gak perlu susah-susah belajar jd fasilitas pelindung karena emang secara naluriah pasti pengennya melindungi anaknya.

Nah tapi pertanyaannya, sampai kapan orangtua bisa melindungi anaknya?

Anak suatu hari akan besar dan..
Anak suatu hari akan jadi besar dan harus mampu berdiri sendiri.

Anak suatu hari harus jd dewasa.
Harus bisa berpikir sendiri, memutuskan pilihan hidupnya sendiri,
memikirkan solusi hidupnya sendiri,
dan merasakan resiko dari keputusannya sendiri.

Gimana caranya menuju ke situ?
Cara agar orangtua bisa mengantar anak ke titik dewasa (dengan definisi seperti tweet sebelumnya), orangtua harus berupaya keras menjadi FASILITAS BELAJAR utk anaknya.

Utk jadi fasilitas Belajar (FasBel) ini, rada melawan naluriah orangtua.

Butuh energi besar, butuh konsisten.
Contoh perbedaan FasPel dan FasBel.

Ortu dengan karakter Fasilitas Pelindung, biasanya gak mau anaknya susah.
Gak mau anaknya repot.
Juga gak mau dirinya sendiri repot.
Gak mau liat anaknya kecewa, gak mau denger anaknya mengeluh, gak pengen anaknya menerima resikonya sendiri.
Jadi Fasilitas Pelindung (FasPel) ini mudah di awal hidup anak.
Tapi makin lama, makin bertambah umur anak, makin susah pula ortu buat selalu melindungi anaknya.

Yg terjadi biasanya, ortu yg berusaha selalu melindungi anaknya, suatu hari akan kelelahan, dan minta anaknya dewasa.
Tapi karena anaknya ya gak ada yg memfasilitasi untuk belajar dewasa, jadilah si anak sbg orang gede aja.
Orang gede dengan mental masih anak-anak.

(Lalu biasanya orang gede ini punya anak lagi sebelum dirinya dewasa.
Jadilah spiral generasi yg gak paham dewasa itu kayak apa)
Semakin bertambah usia anak, ortu akan minta anak untuk menjadi dewasa.
Ya tapi sulit, lha wong ortu yg FasPel ini tidak pernah melatih proses dewasanya.

Kan gak ada ulat yg hari ini masih makan daun, mendadak besok udah terbang jadi kupu-kupu.
(Eh ada gak sih?)

Nah, untuk..
Nah, untuk proses melatih anak menuju pribadi dewasa, orangtua perlu berusaha jadi FASILITAS BELAJAR (FasBel).

Jadi FasBel ini berat, karena kadang ya harus menekan segala rasa yg merupakan naluri orangtua.

Jadi FasBel, sulit di awal.
Tp makin anak gedhe, makin mudah rasanya.
Contoh untuk jd Fasilitas Belajar (FasBel) anak, ortu harus siap liat anaknya bersusah payah.

Ortu harus siap liat anaknya merasa kecewa (dengan output si anak nangis, kesal, dll dsb).

Ortu harus siap gak ikut campur ketika anak-anaknya bertengkar (selama masih adil dan aman).
Wa Zora bangun. 😂
Disambung nantiii (kalau Zora udah bobok siang hahaha)
Lanjuuut soal Fasilitas Pelindung (FasPel) dan Fasilitas Belajar (FasBel).

Ortu biasanya terjebak pada peran sebagai FasPel, krn mereka ketinggalan jaman dari anaknya. Karena kehidupan anak sekarang udah beda banget dengan jaman ortu kecil dulu.

Teknologi mempengaruhi perilaku.
Ortu perlu hati-hati mengelola dirinya sebagai FasPel atau sebagai FasBel.

Ortu harus bisa menelisik celah kapan harus jd FasPel, kapan harus jd FasBel, tanpa harus memaksakan diri/situasi.

Peran FasPel-FasBel yg gak dilakukan konsisten dan gak lahir batin, bisa membuat..
..bisa membuat anak gagal dewasa, dan bisa berakibat anak jadi berkubang dlm kemarahan.

Kriteria dewasa itu yg gimana?

Dewasa itu:
• sanggup berpikir (berkeputusan dgn menimbang resiko)
• sanggup belajar terus-menerus
• sanggup peduli

Nah, kriteria dewasa ini yg daku kejar.
Begitu konsultasi dengan #MasPsikolog soal cara mendewasakan anak, ternyataaa daku ditanya balik.

"Ortunya sendiri udah dewasa belum? Pengen anaknya jadi dewasa, ortunya udah bisa meneladani cara jadi dewasa belum?"

GLEK.
JLEB.

AAAAAAAKKK HAHAHAHAHAHAHA SIALAN.
#MasPsikolog: "Rating jadi ortu itu emang buat yg dewasa sih.
Ya gakpapa.
Kalo sadar bahwa diri sendiri belum dewasa, bisa belajar dewasa bareng anaknya."

Glek.
Siap, Mas. Hahaha.

Oleh karenanya tercipta obrolan2 seperti thread ini.

Tugas jadi ortu yg sudah dewasa ini berat, kata #MasPsikolog.
(Fiuh..)

Musti sanggup jadi teladan, jadi teman, dan jadi konsultan.

Bukan jd komandan yg nyuruh2 anak ikuti maunya ortu.
Atau lebih parah, kadang ortu pengennya jadi Tuhan yang maunya nentuin nasib anak.
Eh sebenernya rumusan peran ortu jd teladan, jd teman dan jd konsultan ini udah dituturkan Ki Hajar Dewantara 100 tahun lalu.

Ing Ngarso sung tulodho.
(Di depan jd teladan)

Ing Madyo mangun karso.
(Di tengah membangun karsa)

Tut wuri handayani.
(Di belakang mengarahkan)
Ortu yg biasanya maunya terus2an jd Fasilitas Pelindung, biasanya punya pola:
• di depan jd komandan
• di tengah jd oposan/lawan
• di belakang jd Tuhan.

Saat anak belum bisa, ortu jd komandan.
Saat anak mulai bisa, ortu jd oposan/lawan.
Saat anak udah bisa, ortu jd Tuhan.
Ortu yg berproses utk Fasilitas Belajar (FasBel), polanya akan:
• saat anak belum bisa, ortu di depan jadi teladan
• saat anak mulai bisa, ortu di samping jadi teman.
• saat anak udah bisa, tugas akhir ortu di belakang jadi konsultan/kamus.

Konsultan itu kerjaannya ngapain?
Konsultan itu kayak kamus.

Kita kalau buka kamus itu kapan?
Kalau butuh informasi.
Kalau lagi gak butuh informasi dan ternyata bisa sendiri, kan kita gak buka kamus ya kan ya kan.

Kalau ortu gagal jd teman, kesempatan ortu gagal jd kamus anakpun makin besar.

Itu kenapa..
Itu kenapa ada fenomena anak2 remaja yg lebih seneng nanya temennya, atau nanya org lain buat persoalan pribadinya, ketimbang nanya ortunya (yg melahirkan dan membesarkan dia dari kecil).

Ya krn ortunya gak MADYO MANGUN KARSA.
Gagal jd teman, sehingga gagal jd kamus andalan. 😐
Nah soal belajar jadi dewasa, tujuan awal belajar ini adalah jadi TERBIASA.
Bukan jadi BISA.

Jadi untuk jd FasBel anak agar dewasa, ortu perlu KONSISTEN.

Konsisten ini bukan tega.
Kalau tega, berarti membiarkan anak celaka.

Tantangan BELAJAR, adalah situasinya pasti gak enak.
Karena situasinya gak enak, maka anak jadi gak nyaman.
Kalau gak nyaman, maka anak akan memaknai sebagai GAK USAH DILAKUKAN aja.

Kenapa kok gitu?
Ya karena orientasi berpikir anak-anak adalah ENAK VS GAK ENAK.

Sedangkan orang dewasa orientasinya adlh PERLU VS GAK PERLU.
Ketika anak gak nyaman dlm proses belajar dewasa, bersiaplah disebelin sama anak.

Ketika anak melakukan kesalahan, biarkan saja dia merasakan akibatnya, asal masih aman (tidak membuat celaka).

Salah itu adalah HAK.
Salah akibatnya GAK ENAK.
Kalau gak enak maka GAK DIULANGI.
Jadi KONSISTEN ini, artinya orangtua memberi kesempatan anak menanggung konsekuensi atas pilihan tindakannya.

Juga konsisten memberikan kesempatan anak utk merasakan kecewa.

Anak butuh belajar kecewa utk bisa mengekspresikan emosi dengan aman + nyaman.

Anak belajar merasakan kecewa, bukan berarti anak nantinya bakal kebal dari rasa kecewa.

Karena selama jadi manusia, pasti bakal ada kejadian yg bikin kecewa di hidupnya.

Kalau ortu melarang anak untuk merasa kecewa, maka sama artinya ortu melarang anak menjadi manusia.
Balik lagi ke Fasilitas Belajar (FasBel) yaa.

Jadi tujuan ortu sebagai FasBel anak adalah membantu anak menjadi mandiri dan dewasa.
Mandiri di sini, adalah sanggup berjuang untuk keinginannya.

Materi ortu sebagai FasBel kalau menurut #MasPsikolog adlh kayak gini.
Tentu saja soal umur ini lentur. 😂

LHA WONG AKU AJA MASIH HARUS BELAJAR SOAL PILIHAN TIDAK ENAK VS TIDAK ENAK.

Aku aja yg udah punya 2 anak ini masih harus belajar menunaikan rasa kecewa dgn aman.
(Mungkin karena sejak kecil sering dilarang kecewa)

Apakah dengan ngetwit begini lalu aku jadi ahli?
Apakah dengan bikin thread ini lalu aku udah ngerti cara bikin anakku dewasa?

YA GAK. 😂😂😂
Masih berdarah-darah ini.

Daku sama sekali belum dewasa.
Terima kasih pada Tuhan, aku dipertemukan dengan #MasPsikolog.
💗💗
Eniwei materi soal belajar jd dewasa ini daku rangkum dari seminar kecil kemarin Minggu.

Ada juga di bukunya #MasPsikolog yg baru aja selesai cetak ulang.
Judul bukunya:
"SAATNYA MELATIH ANAKKU BERPIKIR"

Kalau ada yg minat bukunya, colek me, nanti kuarahkan ke olshop yg jual.🤗
@threadreaderapp unroll please.
Thank you. 💗💗💗

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Atika Nurkoestanti

Atika Nurkoestanti Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @tikabanget

Sep 17, 2018
Anu. Attitude Steve Job ke orang yg dia gak suka itu jelek banget menurut orang2 yg pernah kerja sama dia.

Dan orangnya tuh ngeselin banget, semaunya sendiri.
Siapa lagi ya orang yg attitudenya menyebalkan tapi lalu populer dan karyanya diagungkan?

Oh Nikola Tesla.
Henry Ford.

Oh iya pengarang buku anak, Enyd Blyton.
Kata #MasPsikolog, untuk berkarya itu yang penting SANGGUP BELAJAR.
Bukan sanggup sopan.

Pertanyaannya, kalau kita mau gak sopan, bisa menerima resiko jd public enemy gak?

Toh kita semua ini ya dasarnya menjalin relasi dengan orang yg kita butuhkan, atau kita inginkan.
Read 4 tweets
Sep 15, 2018
Sehubungan dengan kisah kasus kehebohan yg terjadi kemarin (YANG MANA TIK?!), daku jadi ingat konsep #MasPsikolog memperlakukan orang ketika lagi "berulah".

Jadi ada 2 dasar penggerak perilaku seseorang.

1. EMOSI
2. STRATEGI.

Gimana taunya?
Dirasa. ^^

Bukan dipikirin. Dirasa.
Kita bahas perilaku yg terjadi karena digerakkan EMOSI dulu ya.

1. Biasanya perilaku itu adlh LETUPAN ENERGI yang menyertai pengalaman emosional. Baik yang menyenangkan maupun yang menyebalkan.

2. Perilaku yg digerakkan emosi ini, terjadi DI LUAR KENDALI PIKIR.
Refleks. Alami.
Karena di luar kendali pikir, ekspresinya akan alami. Atau ya berupa reflek sebagai hasil belajar.

Maksudnya HASIL BELAJAR tuh gimana?

Misal, anak yg sering liat Bapaknya marah-marah dgn banting pintu, kemungkinan besar si anak akan banting pintu jg kalo marah.
Hasil belajar.
Read 18 tweets
Sep 13, 2018
Kata #MasPsikolog, ketika kita menghadapi situasi sulit, pilihan kita ada 3.

1. Kuasai
2. Adaptasi
3. Selamatkan diri

Ini daku mau bahas apa kata si Mas soal ADAPTASI.

Karena dlm hidup ya kadang kita gak punya wewenang utk menguasai.
Dan gak punya celah utk selamatkan diri.
Jadi kata si #MasPsikolog, ketika kita gak bisa menguasai keadaan tapi juga gak bisa pergi menyelamatkan diri, berarti satu-satunya pilihan ya BERADAPTASI.

Naaah tantangan paling berat ketika pengen beradaptasi adalah:
BUTUH KESANGGUPAN KITA BUAT MERASAKAN SISI GAK ENAKNYA.
Sanggup itu yg gimana sih?

SANGGUP = MAU + MAMPU.

Kalau mau, tapi gak mampu, berarti ya gak sanggup.
Dan sebaliknya.

Kenapa kok adaptasi itu harus SANGGUP MENGHADAPI rasa gak enak?
Yaa krn kita hrs mengubah diri UTK SELARAS dgn situasi yg gak ngenakin buat kita.
Read 21 tweets
Aug 24, 2018
Ku mau cerita tentang obrolan daku dengan #KendraRana beberapa hari lalu.

Obrolan yg bikin kepikiran, gimana cara bercerita yg enak ke anak, bahwa orangtuanya akan meninggal suatu hari nanti ya?

Latar belakang ceritanya begini.
Suatu sore beberapa hari kemarin..

👉👉👉
Suatu sore beberapa hari kemarin, Rana bangun tidur sambil menangis terisak di kasur.

Daku datangi, daku peluk dlm diam.
Memberi ruang dia menyelesaikan sedihnya.
Eh Rana langsung memeluk balik, dan tangisnya makin santer. 😐

Setelah Rana selesai menangis, daku tanya lembut.
👉
Daku: "Aku boleh tau gak kenapa kamu sedih?"

Rana: "Aku mimpi sedih."

Aku: "Waa mimpi apa itu?"

Rana: "Aku mimpi Mama meninggal."

Aw..

Terus kami ngobrol tentang detil mimpinya.
Katanya adiknya #ZoraAlana (yg skrg baru umur 19 bulan) umurnya udah 5 tahun di mimpi dia.

👉👉
Read 26 tweets
Aug 18, 2018
Lagi nonton streaming opening #AseanGames2018 di youtube.


Terus liat ada Christian Hadinata.
😭

Aduh aku mewek liat atlet-atlet tuaa..
Wih ADA TUTUR TINULAR DI #AseanGames2018
BRAMA KUMBARAAAA..
#AseanGames2018
Read 4 tweets
Jul 30, 2018
Katanya, kita harus menghindari orang-orang yang toxic.

Tapi bagaimana kalau ternyata yang toxic buat dirimu itu orangtuamu sendiri?
Bagaimana kalau ternyata orangtuamu yang rajin menanamkan pikiran-pikiran negatif ke dirimu?
Read 16 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us!

:(