Kata #MasPsikolog, ketika kita menghadapi situasi sulit, pilihan kita ada 3.
1. Kuasai 2. Adaptasi 3. Selamatkan diri
Ini daku mau bahas apa kata si Mas soal ADAPTASI.
Karena dlm hidup ya kadang kita gak punya wewenang utk menguasai.
Dan gak punya celah utk selamatkan diri.
Jadi kata si #MasPsikolog, ketika kita gak bisa menguasai keadaan tapi juga gak bisa pergi menyelamatkan diri, berarti satu-satunya pilihan ya BERADAPTASI.
Naaah tantangan paling berat ketika pengen beradaptasi adalah:
BUTUH KESANGGUPAN KITA BUAT MERASAKAN SISI GAK ENAKNYA.
Sanggup itu yg gimana sih?
SANGGUP = MAU + MAMPU.
Kalau mau, tapi gak mampu, berarti ya gak sanggup.
Dan sebaliknya.
Kenapa kok adaptasi itu harus SANGGUP MENGHADAPI rasa gak enak?
Yaa krn kita hrs mengubah diri UTK SELARAS dgn situasi yg gak ngenakin buat kita.
Daku: "Gimana kl kita pengen adaptasi, tapi kita gak mampu menghadapi rasa gak enak di situasi yg sulit itu? 😐 "
MasPsikolog: "Ya resikonya, rasa gak enaknya numpuk terus.
Lalu kita bisa jd frustrasi.
Kalau frustrasi berlanjut, bisa jadi depresi."
Woo itu tho awal depresi. 😐
Daku: "Jadi orang bunuh diri karena depresi itu awalnya dari gak sanggup menghadapi rasa gak enak ya? 😐"
MasPsikolog: "Iya. Coba direnungkan deh.
Misal kamu merasa kesal dgn bosmu.
Kamu gak bisa menguasai bosmu, gak bisa bikin bosmu menuruti maumu, karena kan kalah wewenang."
MasPsikolog: "Kamu gak bisa kuasai bosmu, tapi kamu juga gak bisa pergi menyelamatkan diri, karena terikat kontrak kerja.
Pilihannya kan tinggal menghadapi situasinya.
Tapi, ternyata sehari-hari, kamu gak mau dan gak mampu menghadapi rasa gak enak ketika berhadapan dgn bosmu."
MasPsikolog: "Tiap rasa gak enak itu datang, kamu tumpuk di hati, tapi kamu bantah di pikiran.
Di kepalamu, kamu merasa kamu perlu berhadapan dengan bosmu, karena ada kontrak.
Di hatimu, kamu pengennya pergi aja. Karena yg namanya hati kan pengennya ngerasa yg enak-enak aja."
MasPsikolog: "Itu yg aku sebut HATI DAN KEPALA TIDAK KOMPAK.
Ketika hati dan kepala gak kompak, jadilah kamu stres.
Stres berlanjut jadi frustrasi, lalu berlanjut jadi depresi."
Waw. 😐
Daku: "Jadi.. Jadi harus gimana dong?"
Si Mas: "Kompakin hati dan kepala."
😐
Daku: "Kompakin hati dan kepala itu yg gmn caranya, Maaasss?"
#MasPsikolog: "Caranya, hrs SANGGUP belajar BERSEPAKAT DENGAN DIRI SENDIRI.
Harus MAU dan MAMPU berdamai dgn diri sendiri."
Waduh. Terdengar sulit. 😐
Daku: "Jadi misalnya aku lg baper, lg galau nih, aku hrs apa?"
MasPsikolog: "Kamu harus nyalem."
HAH NYELAM?!
Oh bukan.
MasPsikolog: "NyalEm. Nyalurin emosi.
Emosinya dirasakan. Bisa sambil melakukan aktivitas apapun, tp harus sambil merasakan si emosi yg lagi ada di hatimu.
Ingat ya.
Rasakan. Bukan pikirkan."
Rasakan. Bukan pikirkan. 😐
Daku: "Terus.. Terus..?"
MasPsikolog: "Rasakan sekuat-kuatnya. Mau nangis? Boleh.
Mau merusak sesuatu? Carilah barang yg bisa dirusak dengan aman.
Yg gak merugikan diri sendiri atau merugikan orang lain.
Kalau perlu, merusaklah yg produktif.
Nyabutin rumput, kek.."
🤣🤣🤣
Daku: "Merasakan emosi itu yg gimana sih? Aku masih bingung."
MasPsikolog: "Kalau masih dipikirin, berarti belum dirasain. Stop mikir.
Mulai belajar merasa. Di hati."
HAHAHAHA.
MAKJLEB.
MasPsikolog: "Biasanya orang yg susah merasa, ketika kecil sering dilarang kecewa."
☹
Daku: "Jadi gimana dong caranya belajar merasa?"
MasPsikolog: "Belajar stop mikir. Belajar menyadari ada rasa apa yg sedang di dalam hati.
Belajar merasa juga bisa dimulai dengan belajar menyadari aktivitas bernafas.
Udara masuk, udara keluar.
Inhale, exhale."
Daku: "Eh, Mas. Soal bersepakat dan berdamai dengan diri sendiri tadi itu lho. Itu mulai belajarnya gimana?"
MasPsikolog: "Dengan bersahabat dengan diri sendiri. Dirimu sendiri itu dijadikan teman.
Kita ini, PERLU PUNYA RELASI YG BERKUALITAS DENGAN DIRI SENDIRI."
Waw. Waw. 😐
Daku: "Gitu ya. 😐 Duh hubunganku dgn diri sendiri tuh bagus gak ya.
Relasi yg bagus itu yg gimana sih, Mas?"
MasPsikolog: "Relasi yg bagus itu relasi yg saling bermanfaat.
Misal kamu berelasi dengan temanmu, kalau kalian saling bermanfaat, berarti relasi kalian bagus."
Oh 😐
Daku: "Duh. Aku udah bermanfaat buat diriku sendiri blm ya? 😭
Caranya punya relasi yg bagus dgn diri sendiri gimana, Maas?"
#MasPsikolog: "Ada 3 cara, Dek. 1. Latihan bersyukur. Berterima kasih. 2. Mengijinkan diri sendiri berbuat salah. 3. Mengijinkan diri sendiri berduka."
Whoa.
Mengijinkan diri berbuat salah.
😭😭
Kok aku mendadak merasa jahat ke diri sendiri, krn sering memaksakan gak boleh berbuat salah. 😭😭😭
MasPsikolog: "Biasakan berterima kasih ke diri sendiri. Mengucap terima kasih ke hal2 kecil. Terima kasih ke hal senang atau susah."
MasPsikolog: "Kita ini manusia. Pantang menghakimi diri sendiri.
Karena Tuhan itu meneladani kita untuk saling bermanfaat. Bukan saling menjatuhkan."
Deg. 😐
Si Mas: "Dan kita ini terlahir membawa skill merasa. Tuhan memberi kita kemampuan merasa. Rasa pantang dihambat."
Daku: "Kenapa kok perasaan kita gak boleh dihalang-halangi? Kalau mengganggu orang lain gimana?"
Si Mas: "Perasaan itu, asal masih di dalam hati, berarti masih aman. Yg mengganggu itu kalau jadi perilaku. Kalau ada yg terganggu dgn perasaan kita, ya dianya baper aja."
Si Mas: "Jadi gini lho, Dek.
Kalau kita gak mengasah keterampilan merasa, kita nanti jadi gak sadar memaksakan diri utk menguasai situasi.
Padahal gak setiap situasi bisa kita kuasai.
Nah kalau kita terus memaksa diri menguasai keadaan, ya jadinya kita bisa frustrasi."
Daku: "Kayak misal kl orang suka baper di sosmed itu, krn suka maksa menguasai situasi ya?"
MasPsikolog: "Iya. Di sosmed ini kan orang merasa bebas aja mau berperilaku. Lalu kamu mau ngatur2 mereka, dan berusaha biar mereka nurut sama kamu? Yg bs kamu lakukan kan cuma ngiklan."
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Sehubungan dengan kisah kasus kehebohan yg terjadi kemarin (YANG MANA TIK?!), daku jadi ingat konsep #MasPsikolog memperlakukan orang ketika lagi "berulah".
Jadi ada 2 dasar penggerak perilaku seseorang.
1. EMOSI 2. STRATEGI.
Gimana taunya?
Dirasa. ^^
Bukan dipikirin. Dirasa.
Kita bahas perilaku yg terjadi karena digerakkan EMOSI dulu ya.
1. Biasanya perilaku itu adlh LETUPAN ENERGI yang menyertai pengalaman emosional. Baik yang menyenangkan maupun yang menyebalkan.
2. Perilaku yg digerakkan emosi ini, terjadi DI LUAR KENDALI PIKIR.
Refleks. Alami.
Karena di luar kendali pikir, ekspresinya akan alami. Atau ya berupa reflek sebagai hasil belajar.
Maksudnya HASIL BELAJAR tuh gimana?
Misal, anak yg sering liat Bapaknya marah-marah dgn banting pintu, kemungkinan besar si anak akan banting pintu jg kalo marah.
Hasil belajar.
Tentang FASILITAS PELINDUNG (FasPel) dan FASILITAS BELAJAR (FasBel) untuk anak.
Bedanya apa?
Gimana caranya?
Apa efeknya?
Dll dsb dkk.
Fasilitas Pelindung (FasPel) itu kodrat orangtua.
Ortu gak perlu susah-susah belajar jd fasilitas pelindung karena emang secara naluriah pasti pengennya melindungi anaknya.
Nah tapi pertanyaannya, sampai kapan orangtua bisa melindungi anaknya?
Anak suatu hari akan besar dan..
Anak suatu hari akan jadi besar dan harus mampu berdiri sendiri.
Anak suatu hari harus jd dewasa.
Harus bisa berpikir sendiri, memutuskan pilihan hidupnya sendiri,
memikirkan solusi hidupnya sendiri,
dan merasakan resiko dari keputusannya sendiri.
Katanya, kita harus menghindari orang-orang yang toxic.
Tapi bagaimana kalau ternyata yang toxic buat dirimu itu orangtuamu sendiri?
Bagaimana kalau ternyata orangtuamu yang rajin menanamkan pikiran-pikiran negatif ke dirimu?