Sehubungan dengan kisah kasus kehebohan yg terjadi kemarin (YANG MANA TIK?!), daku jadi ingat konsep #MasPsikolog memperlakukan orang ketika lagi "berulah".
Jadi ada 2 dasar penggerak perilaku seseorang.
1. EMOSI 2. STRATEGI.
Gimana taunya?
Dirasa. ^^
Bukan dipikirin. Dirasa.
Kita bahas perilaku yg terjadi karena digerakkan EMOSI dulu ya.
1. Biasanya perilaku itu adlh LETUPAN ENERGI yang menyertai pengalaman emosional. Baik yang menyenangkan maupun yang menyebalkan.
2. Perilaku yg digerakkan emosi ini, terjadi DI LUAR KENDALI PIKIR.
Refleks. Alami.
Karena di luar kendali pikir, ekspresinya akan alami. Atau ya berupa reflek sebagai hasil belajar.
Maksudnya HASIL BELAJAR tuh gimana?
Misal, anak yg sering liat Bapaknya marah-marah dgn banting pintu, kemungkinan besar si anak akan banting pintu jg kalo marah.
Hasil belajar.
Masih soal EMOSI sbg penggerak.
3. Kalau situasi aman, perilaku emosi seseorang hanya perlu difasilitasi pasi, supaya emosinya tuntas.
Juga AGAR TIDAK MEMICU STRATEGI.
Kalau udah tuntas emosinya, selesaikan situasi yg tadi memicu emosi. Atau ya lanjutkan hidup seperti biasa.
Jadi misal, Rana (anakku, 6 tahun) lagi nangis marah karena emosi.
Dia emosi karena adiknya merobek bukunya.
Tugasku, memfasilitasi pasif.
Aku menyimak, tanpa interupsi, menghibur, menyalahkan, dll dsb.
Aku pasif.
Kalo aku aktif, bisa jd Rana malah kemudian akan berSTRATEGI.
Abis Rana SELESAI nangis dan emosinya reda, kalau Rana masih mempermasalahkan bukunya yg robek, aku bisa kasih usul cara memperbaiki buku.
Bisa menawarkan bantuan.
Kalau Rana abis itu gak masalahin, ya udah, lanjutkan hidup seperti biasa. Kayak gak ada apa-apa.
Masih soal EMOSI sebagai penggerak perilaku.
Lanjut poin ke 4.
4. Tadi poin ke 3 kan kalau situasi aman.
Kalau situasi bahaya/tidak aman gimana?
AMANKAN PELAKUNYA, dengan cara yg aman.
Jadi pelepasan emosinya tetap bisa tuntas.
Setelah emosinya selesai, ceritakan sebab..
Setelah emosinya selesai, ceritakan sebab kenapa dia diamankan.
Krn dia berperilaku yg bahaya.
Yg bahaya/tidak aman itu gmn?
Yang:
• merusak
• merugikan/melukai diri sendiri
• merugikan/melukai orang lain
Catatan, bikin orang lain tidak nyaman itu tidak sama dgn tidak aman.
Setelah emosi orang itu selesai, sudah bisa kita lepaskan pengamanan ke org itu, baru kita iklankan cara salurkan emosi yg aman.
SETELAH selesai ya.
Kalo orang lagi emosi, mau dikasih tau kayak gimana ya susah masuk ke otak.
Atau malah tambah emosi karena merasa gak disimak.
Itu tadi 4 poin tentang cara menghadapi perilaku yg digerakkan oleh EMOSI.
Next.
Kita bahas konsep dari #MasPsikolog tentang cara menghadapi perilaku yg digerakkan oleh STRATEGI.
1. Strategi itu TEKNIK PAKSA.
Utk apa? Utk bikin orang lain setuju memberi apa yg dia mau.
2. Perilaku yg digerakkan oleh strategi, ada DI DALAM KENDALI PIKIR.
Wujud perilakunya SELALU dari hasil belajar selama di hidupnya.
(Hasil belajar itu apapun yg dia pelajari selama hidup, lewat cara apa saja dan media apa saja)
Jd beda sama perilaku emosi yg bentuknya reflek.
Masih membahas perilaku STRATEGI.
3. Kalau situasi aman, ABAIKAN LAHIR BATIN.
Kenapa diabaikan?
Biar dia belajar caranya gak ampuh.
Gak ngefek.
Gak ampuh dan gak ngefek utk mempengaruhi orang lain.
4. Kalau situasi bahaya?
Tetap abaikan lahir batin sambil AMANKAN KORBANNYA.
Jadi beda ya, kalo perilaku emosi, yg kita amankan pelakunya dengan pasif (gak menghibur, menasehati, dll).
Kalo perilaku strategi, kita amankan korbannya, sambil ABAIKAN LAHIR BATIN.
----
Next, poin ke 5 utk perilaku STRATEGI.
5. Setelah perilaku selesai, GAK PERLU DIBAHAS.
Kenapa gak perlu dibahas?
Karena gak bisa dibahas.
Kalau kita bahas, berarti kita gak abai lahir batin.
Kalau masih kita bahas, berarti tadi perilakunya sukses menarik perhatian kita.
Resiko dari membahas, dia menilai cara dia berstrategi itu ampuh bikin orang lain bereaksi.
Jadi ya, tiap ada yg konsultasi ke #MasPsikolog soal bingung ngadepin perilaku anaknya (atau suami/teman/tetangga) yg begini begitu, pertanyaan pertama si Mas adalah:.
"Itu emosi atau strategi? Coba dirasa."
•••
Nah, kasus kemarin itu, perilaku emosi atau strategi? 😄
Krn aku blm terlalu jago "merasa", menurutku ya mungkin awalnya emosi.
Atau bs jadi dari awal ya strategi.
Tapi lalu bergulir kepanjangan dari segala penjuru netijen.
Yg awalnya mungkin cm emosi, lama-lama jd strategi. 😂
"Tik, gmn kl ada orang berstrategi ke aku, tp aku gak keberatan kok."
Itu pilihan.
Pilihan kita mau dijadikan korban strategi atau gak mau.
Kalau mau, silakan.
Kalau gak mau, caranya seperti di atas.
Misal, anakku berstrategi pengen peluk aku, dan aku mau. Ya gakpapa juga 😄
Apabila perilaku orang lain sering kita evaluasi,
Kadang karena kita sendiri ya sering merasa diawasi.
Apabila perilaku kita sudah kita yakini sesuai dengan visi dan misi,
Ada penilaian apapun akan susah bikin kita emosi.
Karena ada lho yg namanya memarahi supaya tidak dimarahi.
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Kata #MasPsikolog, ketika kita menghadapi situasi sulit, pilihan kita ada 3.
1. Kuasai 2. Adaptasi 3. Selamatkan diri
Ini daku mau bahas apa kata si Mas soal ADAPTASI.
Karena dlm hidup ya kadang kita gak punya wewenang utk menguasai.
Dan gak punya celah utk selamatkan diri.
Jadi kata si #MasPsikolog, ketika kita gak bisa menguasai keadaan tapi juga gak bisa pergi menyelamatkan diri, berarti satu-satunya pilihan ya BERADAPTASI.
Naaah tantangan paling berat ketika pengen beradaptasi adalah:
BUTUH KESANGGUPAN KITA BUAT MERASAKAN SISI GAK ENAKNYA.
Sanggup itu yg gimana sih?
SANGGUP = MAU + MAMPU.
Kalau mau, tapi gak mampu, berarti ya gak sanggup.
Dan sebaliknya.
Kenapa kok adaptasi itu harus SANGGUP MENGHADAPI rasa gak enak?
Yaa krn kita hrs mengubah diri UTK SELARAS dgn situasi yg gak ngenakin buat kita.
Tentang FASILITAS PELINDUNG (FasPel) dan FASILITAS BELAJAR (FasBel) untuk anak.
Bedanya apa?
Gimana caranya?
Apa efeknya?
Dll dsb dkk.
Fasilitas Pelindung (FasPel) itu kodrat orangtua.
Ortu gak perlu susah-susah belajar jd fasilitas pelindung karena emang secara naluriah pasti pengennya melindungi anaknya.
Nah tapi pertanyaannya, sampai kapan orangtua bisa melindungi anaknya?
Anak suatu hari akan besar dan..
Anak suatu hari akan jadi besar dan harus mampu berdiri sendiri.
Anak suatu hari harus jd dewasa.
Harus bisa berpikir sendiri, memutuskan pilihan hidupnya sendiri,
memikirkan solusi hidupnya sendiri,
dan merasakan resiko dari keputusannya sendiri.
Katanya, kita harus menghindari orang-orang yang toxic.
Tapi bagaimana kalau ternyata yang toxic buat dirimu itu orangtuamu sendiri?
Bagaimana kalau ternyata orangtuamu yang rajin menanamkan pikiran-pikiran negatif ke dirimu?